Senin, 27 Februari 2012

AL KAWASIF AL JAALIYAH FII KUFRI DAULAH SUUDIYAH -7

KEKAFIRAN NEGARA SAUDI SERI 07 (TERAKHIR)

SAUDI ADALAH KUBURAN PARA ULAMA DAN PENJARA PARA DU’AAT

Banyak para penulis dan para politisi saat mereka berbicara tentang negara yang busuk ini, pilar-pilarnya, pondasi-pondasinya, serta elemen yang mana ia berdiri di atasnya, mereka menyebutkan beberapa hal yang pokok. Dan di antara hal yang paling penting dan paling terdepan adalah (sekelompok ulama dan para masyayikh yang dijadikan oleh negara ini sebagai tirai, benteng, dan elemen dari elemen-elemen kekuatan di dalamnya).

Ya…demi Allah mereka itu benar dan jujur dalam hal ini, sesungguhnya tirai ulama yang diletakkan oleh pemerintah ini atau memang mereka (ulama) itu mempersiapkan diri mereka dengan keinginannya sendiri untuk itu, sungguh mempersembahkan bagi negara ini pelayan yang sangat besar dan upaya sangat dasyat dalam mengokohkan tiang-tiangnya, bahkan sesungguhnya realita itu dalam hal ini memerankan peranan yang lebih besar demi Allah daripada peranan angkatan bersenjata, pasukan garda nasional, atau pasukan pengaman raja, pangkalan-pangkalan militer Amerika, pesawat-pesawat tempur AWACS, kesepakatan-kesepakatan kerjasama pertahanan dan perjanjian-perjanjian keamanan.

Ia (bercokolnya para masyayikh) adalah alat untuk membius, menidurkan, mentalbiis, dan menipu rakyat. Ia memberikan celupan syar’iy terhadap setiap apa yang dilaksanakan dan dilakukan oleh pemerintah ini, selama para ulama itu tetap berada di pangkuan-pangkuannya. Orang-orang merasa percaya terhadap mereka, melihat mereka (sebagai contoh), dan mengekor kepadanya. Sering sekali kami mendengar orang-orang mengatakan dalam banyak masalah,”Bila memang ucapan kalian ini benar dan bila pemerintah ini seperti itu dan bila hal ini benar… tapi kenapa Ibnu Baaz, Ibnu ‘Utsaimin dan ulama lainnya ??

inilah sifat para pengekor, sedangkan mayoritas manusia adalah seperti itu, semoga Allah memberikan rahmat kepada orang yang mengatakan:

من حجّة الجهال كل زمان..
يا معشر العلماء إن سكوتكم

Wahai para ‘ulama sungguh sikap diam kalian

Adalah termasuk hujjah orang-orang jahil di setiap masa

Kemudian sesungguhnya keberadaan sekelompok ulama ini sebagai tameng bagi negara ini, apalagi sesungguhnya di antara mereka itu ada sebagian orang yang memiliki keterkenalan dalam bidang fiqh atau ilmu syari’at lainnya, dan mereka juga memiliki murid yang memenuhi halaqah-halaqah dan majelis-majelisnya, sesungguhnya keberadaan sekelompok ulama ini menguatkan dan mengokohkan dalam benak manusia apa yang disebarkan oleh negara yang busuk ini, yaitu bahwa ia adalah pelindung Islam dan kaum muslimiin!!dan dusta, kebohongan, serta omong kosong lainnya, sampai-sampai kita berada pada tingkat bahwa setiap orang yang mencela negara ini dianggap oleh mayoritas manusia sebagai orang yang mencela dien, Islam, Qur,an, syari’at, tauhid dan aqidah, karena pemerintah memberikan gambaran ini dan menguatkamtya lewat sarana-sarana informasinya yang bermacam-macam, sedangkan orang-orang membenarkan dan mempercayainya, karena mereka melihat sejumlah orang-orang yang berilmu tidur dalam pangkuan pemerintah yang busuk ini, mereka menyusui dari air susunya, mereka membela-belanya dan mereka melindungi serta membai’at rajanya…

تبدوا لهم ليسوا بأهل معان
والناس أكثرهم فأهل مظاهر

Mayoritas manusia adalah hanya melihat penampilan luar

Yang nampak di hadapan mereka, dan bukan ahli dalam melihat makna

Permainan ini tidak membebani keluarga Su’uud kecuali sedikit real saja sebagai gaji dan bayaran atau silahkan sebut saja -bila engkau mau- suap untuk para masyayikh itu, yang bagimanapun besarnya tidak bakal sebanding dengan nilai jam yang dihadiahkan oleh Fahd kepada tuan puterinya (Nancy) isteri presiden Amerika (Reagen). Dan bahkan kalau ternyata upah mereka itu senilai dengan jam itu atau melebihinya, maka sesungguhnya hasil yang pasti didapatkan di baliknya dalam pengokohan dan penguatan pilar-pilar negara yang busuk ini adalah berhak mendapatkan bayaran yang besar menurut keluarga Su’uud…….. [1]

Ya, demi Allah sesungguhnya Saudi adalah kuburan para ulama……………

Sering sekali kami mendengar berita tentang khatib, atau da’i yang jujur lagi terang-terangan menyuarakan kebenaran dahulu di negerinya sebelum diundang datang ke negara yang busuk ini, ia menggetarkan mimbar, dan majelis-majelis serta halaqah-halaqahnya dituju setiap orang, akan tetapi tidak lama selang ia meneken kontrak untuk mengajar di negeri kami (Saudi), maka ia-pun masuk dalam (kulkas) ulama, sehingga setelah itu hampir tidak didengar darinya denyut. Di antara mereka ada yang mengais-ngais dan terkuras oleh kesibukan kerja yang banyak serta beban yang luas yang mana ia tersibukan dengannya dan dimanfaatkan untuknya. Ia lupa akan terang-terangannya, dakwahnya, penjelasannya akan kebenaran dihadapan manusia, serta pembongkaran kekafiran serta para thaghutnya. Ia menyia-nyiakan sisa umurnya dalam melayani muktamar-muktamar atau bila engkau mau silahkan namakan mu’aamaraat (tipu muslihat) para penguasa, simposium-simposiumnya, lajnah-lajnahnya, waktu-waktunya, lembaga-lembaganya, dan rabithah-rabithahnya (badan ikatan dunia Islam katanya pent.), yang pada hakikatnya adalah hal kecil yang biasa digunakan oleh para thaghut untuk mengaburkan dien Islam ini di hadapan para pemeluknya supaya negara mereka ini mendapatkan celupan dieniyyah syar’iyyah, dan dalam waktu yang bersamaan mereka itu mengarahkan manusia kepada agama yang sudah tidak karuan bentuknya yang mereka inginkan, bukan yang diinginkan Allah subhaanahu wa ta’aala dan yang karenanya Dia mengutus para rasul-Nya serta yang mana inti yang pokoknya adalah (Laa ilaaha Illallaah), yaitu mentauhidkan Allah serta loyalitas kepada wali-wali-Nya al haqiqiyyiin, dan baraa‘ah dari kemusyrikan dengan segala bentuk dan macamnya serta memusuhi para pelakunya.

Di antara para masyayikh dan para du’aat itu ada yang yang tetap di atas keadaan ini, ia menghabiskan umurnya sebagai pelayan yang taat, anjing yang jinak, dan tentara yang setia terhadap para thaghut dan rancangan tipu dayanya, baik dia sadari atau tidak, dan baik dia maksudkan atau tidak, inilah realita yang terjadi. Di antara mereka -kami memohon kepada Allah ‘afiyah dan keselamatan- ada yang berbalik ke belakang (murtad) secara terang-terangan dan atas dasar ilmu, maksud dan semangat, di mana ia telah menjadi golongan para pembela pemerintah ini, bahkan tergolong orang-orang yang mengajak (orang lain) untuk loyal kepadanya, membai’atnya serta selalu taat terhadapnya. Dahulunya dia itu selalu terang-terangan dalam menyuarakan kebenaran dan menelanjangi para thaghut, akan tetapi sekarang ia malah menutup-nutupi kebobrokan mereka itu, mencari-cari alasan untuk mengudzur kekafiran-kekafirannya, serta membela-bela kebatilannya.

Dan benar demi Allah Rasul shallallaahu ‘alaihi wa sallam kita tatkala mengatakan:

إن الله تعالى لا يقبض العلم انتزاعاً ينتزعه من العباد، ولكن يقبض العلم بقبض العلماء، حتى إذا لم يبق عالماً اتخذ الناس رؤساء جهالاً فسئلوا فأفتوا بغير علم، فضلّوا وأضلّوا

“Sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aala tidak mencabut ilmu secara langsung dengan mencabutnya dari para hamba-Nya, akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama, sehingga saat Dia tidak menyisakan seorang alim-pun, maka orang-orang menjadikan orang-orang jahil sebagai pemimpin, kemudian mereka ditanya, maka mereka-pun memfatwakan tanpa dasar ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan!!” Hadits riwayat Imam Ahmad, Al Bukhari, Muslim dan yang lainnya dari hadits Abdullah Ibnu ‘Amr.

Inilah yang terjadi pada masa sekarang, dan inilah realita yang tidak ada seorangpun mendebatnya kecuali orang yang bashirahnya sudah Allah hapuskan. Sesungguhnya hati ini tersayat-sayat lagi teriris-iris saat melihat apa yang dialami oleh ilmu dan ulama pada masa sekarang.

Ini kami sekarang melihat murid-murid mereka memenuhi negeri ini di mana tidak ada keinginan bagi mereka kecuali membela-bela para thaghut-thaghut itu serta berdiri menghadang orang-orang yang mengkafirkannya dan yang mengajak orang lain untuk memerangi dan menghancurkannya. Sungguh sebusuk-busuknya buah adalah ini, bila memang ini adalah buah ilmu yang mereka klaim.

Sekelompok lain menyibukan diri dengan pentahqiqkan manuskrip-manuskrip sehingga pekerjaan ini telah menjadi pembedaharaan yang membunuh, mereka mentahqiq, mentanqih (membersihkannya dari kekeliruan) tapi tidak beramal, mereka menyibukan diri dengan sanad-sanad hadits akan tetapi mereka lalai atau pura-pura lalai akan kandungan hadits itu. Salah seorang di antara mereka duduk berbulan-bulan dalam rangka mentahqiq hadits ghurbtul Islam (hadits tentang keterasingan Islam) di akhir zaman, sedangkan manhaj dan jalannya yang menyimpang dalam menyikapi para thaghut merupakan di antara bukti paling besar akan keterasingan Islam dan pemeluknya yang mengetahui benar akan hal itu dengan sebenar-benarnya, kemudian dia itu justeru menganggap aneh dan terheran-heran bahkan mengingkari dan menyerang setiap orang yang mengomentari kemusyrikan modern, yaitu syiriknya para penguasa dan hukum. Ini adalah keadaan para penuntut ilmunya, dan tidak anehlah dari keadaan mereka ini, bila ternyata syaikh-syaikh mereka.. ini keadaannya seperti apa yang telah engkau ketahui. Telah kami ketengahkan kepada engkau sebagian kesesatan-kesesatan Abu Bakar Al Jazaa’iriy dan sikap ngawurnya yang kami anggap cukup. Dan syaikh-syaikh yang serupa dengan Al Jazaa’iri ini adalah sangat banyak sekali, yang mana mereka itu tidak mempunyai hasrat kecuali membela-bela para thaghut itu, membela-bela pemerintahannya, serta menghantam kaum muwahhidiin yang membangkang kepada negara (yang busuk lagi kafir ini), dan mereka menuduh kaum muwahhidiin ini serta mencapnya dengan sebutan Khawarij dan Takfiiriy dalam rangka memalingkan manusia dari jalan yang lurus ini, yaitu jalan tauhid yang haq, jalan alwalaa dan al baraa ke jalan tauhid yang tidak membuat murka dan tidak membuat gundah para tuan-tuannya dari kalangan thaghut Alu Su’uud, dan tidak mempengaruhi politik-politik mereka dan manhaj-manhajnya. Syirik menurut mereka adalah hanya ibadah ke kuburan, patung, menyeru selain Allah, nadzar untuk selain Allah dan menyembelih untuk selain Allah, dan siapa orang yang merealisasikan hal ini maka dia adalah muwahhid yang sempurna yang mana haq atas Allah untuk memasukannya ke dalam surga, meskipun ia itu loyal kepada musuh-musuh Allah, memusuhi wali-wali Allah, memakai salib, dan berhukum kepada thaghut, baik lokal, regional, kawasan Arab, dan international. Sedangkan hukum, tasyrii’ (membuat hukum), membela orang-orang kafir dengan berbagai macam alirannya dengan jiwa dan harta, menjalin kasih sayang dengan mereka, loyal kepada mereka, memerangi dien ini dan pemeluknya, semua adalah tidak ada kaitannya -menurut masyayikh keluarga Su’uud- dengan syirik, kekafiran, dan tauhid….!! dan bahkan kalau seandainya hal itu ada kaitannya, akan tetapi apa faidahnya kalian mengkafirkan penguasa dan menjelek-jelekannya?? Kenapa kalian menyia-nyiakan umur dan waktu kalian untuk itu??? Sehingga hati kalian menjadi keras dalam hal seperti ini??? Ini adalah realita mereka, bahkan ini adalah ucapan lisan mayoritas mereka….!! Dan saya demi Allah tidaklah berlebih-lebihan, inilah yang selalu kami dengar dari mereka dan dari murid-muridnya. Buktinya ini salah seorang di antara mereka menulis satu buku yang dibagi-bagikan secara gratis kepada ribuan orang umum, dalam salah satu halaman penuh ia mengkhususkannya dengan satu judul (Al Aqidah Awalan Am Al Hakimiyyah), dia memilah dari aqidah ini satu permasalahan yang merupakan di antara permasalahan aqidah yang paling penting dan tauhid uluuhiyyah[2] ….apa untungnya dari itu semua selain pembelaan terhadap para thaghut dan penghalang-halangan terhadap setiap orang yang beramal dan berbicara menentang mereka….? ? [3]

Inilah seorang Doktor yang menjabat sebagai dekan fakultas Sanad!! di program pasca sarjana Universitas Islam Al Madinah Al Munawwarah, dia menyusun satu kitab penuh dalam rangka tujuan ini, dia menamakannya (Manhajul Anbiyaa Fid Dakwah Ilallaah Fihii Al Hikmah!! Wal ‘Aqlu), di dalam kitabnya ini dia menyerang dengan hikmah dan kepandaiannya yang hanya mencari penghidupan lagi selalu mudaahanah (basa-basi) kepada setiap orang yang memerangi dan menjihadi para penguasa yang kafir….Dia dengan segenap kemampuannya berupaya menjelaskan bahwa qara mereka itu adalah menyalahi manhaj para nabi dalam berdakwah ilallaah. Silahkan perhatikan dia, dia sedang menghalang-halangi para pemuda dari jalan ini dan manhaj yang lurus dengan cara melontarkan syubhat-syubhatnya yang batil dan pengambilan-pengambilan dalilnya yang rusak, di mana dia berkata hal 38 setelah menyebutkan kisah Ibrahim bersama Namrudz… “Dari mana perubahan itu dimulai, dan apa metode yang tepat untuk merubah realita yang gelap lagi mencekik umat ini? Apakah Ibrahim memberontak negara itu, karena ia adalah sumber kejahatan dan kerusakan, serta sumber kemusyrikan dan kesesatan?!! Bagaimana tidak, sedangkan ia (Namrudz) mengaku sebagai tuhan dan ngotot di atasnya…kenapa ia tidak merencanakan kudeta yang bisa menjungkirkan pemerintahan yang kafir itu dan pimpinannya si diktator yang mengaku tuhan, dan dengan upaya ini ia bisa menghabisi setiap macam kerusakan dan kemusyrikan, serta setelahnya berdirilah daulah ilaahiyyah di atas puing-puingnya yang dipimpin oleh Ibrahim ‘ alaihissalam?!! Dan jawabannya adalah: Mana mungkin para nabi dan tidak mungkin kesucian mereka itu menempuh jalan-jalan ini atau berpikir ke arah sana, karena itu adalah jalan-jalan kaum durjana, orang-orang jahil, orang-orang kurang waras, para pencari dunia dan kedudukan”

Begitulah, dengan mudahnya syaikh ini dan yang sejalan dengannya menganggap sesat kelompok yang berjumlah besar dari umat ini dengan ucapan murahan yang dia lontarkan dalam rangka memalingkan mereka dari jalan yang lurus yang telah digariskan bagi kita oleh penutup para nabi dan para rasul dalam dakwah para nabi dan para pengikutnya di hari di mana beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ما من نبي بعثه الله في أمّته قبلي إلا كان له من أمّته حواريون وأصحاب، يأخذون بسنّته ويقتدون بأمره، ثم إنّها تخلف من بعدهم خلوف يقولون ما لا يفعلون ويفعلون ما لا يؤمرون فمن جاهدهم بيده فهو مؤمن ومن جاهدهم بلسانه فهو مؤمن ومن جاهدهم بقبله فهو مؤمن وليس وراء ذلك من الإيمان حبة خردل

Tidaklah ada seorang nabipun yang Allah utus sebelumku melainkan ia memiliki dari umatnya itu para hawaariyyuun dan para sahabat yang selalu mengambil tuntunannya dan mengikuti perintahnya, kemudian muncul setelah mereka penerus yang mengatakan apa yang tidak mereka lakukan dan melakukan apa yang tidak diperintahkan, siapa yang menjihadi mereka dengan tangannya maka dia adalah orang mukmin, dan siapa yang menjihadi mereka dengan lisannya maka dia adalah orang mukmin, serta siapa yang menjihadi mereka dengan hatinya maka dia adalah orang mukmin, dan tidak ada keimanan sebesar biji khardzal-pun setelah itu” Diriwayatkan oleh Muslim dari Abdullah Ibnu Mas’uud.

Dan begitu juga hadits:

وأن لا ننازع الأمر أهله إلا أن تروا كفراً بواحاً عندكم من الله فيه برهان

“Dan kami (dibai’at untuk) tidak merampas kekuasaan dari pemiliknya kecuali bila kalian melihat kekafiran yang nyata yang ada bukti bagi kalian di sisi Allah” Muttafaq ‘Alaih.

Lazim dari ucapan syaikh yang hebat ini adalah bahwa apa yang disemangatkan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada kita dan yang mana beliau mengajak kita kepadanya adalah penyimpangan dari manhaj para nabi dan para rasul, dan bahwa itu adalah jalan orang-orang yang durjana, orang-orang bodoh, orang-orang kurang waras, para pencari dunia dan kedudukan…. dan igauan-igauan lainnya di mana akalmu wahai doktor….?? Sesungguhnya itu adalah perkataan penutup para nabi dan para rasul yang tidak mengucap dari hawa nafsu, dan yang datang risalahnya sebagai pemungkas dan penghapus serta penguji kebenaran syari’at-syari’at seluruhnya, yang mana Allah subhaanahu wa ta’aala telah menyempurnakannya bagi kita, serta menjaganya daripada perubahan dan penyimpangan. Maka apakah kamu menginginkan kami meninggalkan rincian-rinciannya dan hadits-haditsnya ini, dan agar kami tidak menganggapnya sama sekali, bahkan justeru kami harus menjadikannya di belakang sebagaimana yang kalian lakukan seraya kalian berdalih dengan syubhat-syubhat yang rusak seperti syubhat ini yang mana Iblis dan para tentaranya telah mengkaburkannya atas kalian.

Sesungguhnya Ibrahim berhadapan dengan penguasa yang tidak percaya kepada rubuubiyyah bahkan dia justeru mengaku sebagai satu-satunya tuhan yang menghidupkan dan mematikan, maka apakah masuk akal bila Ibrahim mengajak bicara dia tentang masalah hakimiyyah yang merupakan bagian dari tauhid uluuhiyyah sedangkan dia itu dari awal tidak mempercayai tauhid rubuubiyyah.

Orang semacam ini harus diberi penjelasan tentang tauhid rubuubiyyah terlebih dahulu, kemudian bila dia menerimanya,” maka baru dijelaskan kepadanya tauhid dengan berbagai macam dan bagiannya. Adapun penguasa kamu wahai fadliilatusy syaikh sesungguhnya mereka itu tidak mengingkari rubuubiyyah sehingga mendakwahinya harus dimulai dari sana sebagaimana Ibrahim ‘alaihissalam melakukannya terhadap Namrudz, akan tetapi mereka itu mengimani akan rubuubiyyah dan bahkan mereka itu mengaku Islam serta mengklaim tauhid juga pada waktu yang bersamaan mereka itu menyekutukan Allah subhaanahu wa ta ‘aala dengan berbagai macam warna dan corak kemusyrikan, yang paling masyhurnya adalah syirik tasyrii’ (membuat hukum dan undang-undang) dan al hakimiyyah, sehingga setiap tempat itu ada pembahasan yang sesuai dengannya.

Kemudian sesungguhnya kaum Ibrahim itu adalah orang-orang musyrik. Dan bila telah pasti dengan dalil yang shahih bahwa masyarakat kita pada hari ini seluruh individunya adalah kaum musyrikiin, persis seperti masyarakat Ibrahim, di sana tidak ada penolong dan tidak ada pengikut tauhid, maka saat itu saja kami bisa menerima ucapan dan ajakan kamu ini untuk meninggalkan pemerangan terhadap para thaghut, serta kita cukupkan saja dengan dakwah dan bayaan (penjelasan).

Atau kamu membedakan antara dua masyarakat dan dua keadaan itu, sehingga hukum-pun menjadi berbeda, dan inilah kebenaran yang tidak ada keraguan sedikit-pun di dalamnya.

Kemudian kami bertanya kepada syaikh ini dengan satu pertanyaan saja, kami menginginkan jawaban yang jelas darinya: Bila Ibrahim ‘alaihissalam tidak diperintahkan memerangi dan menjihadi kaumnya dan ia tidak diperintahkan untuk menegakan negara Islam, sedangkan Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan untuk melakukan hal itu semua serta pengikutnya diperintahkan juga untuk melakukannya, maka siapa yang harus kita ikuti”?? Apakah kita memulai dari nol, seolah-oleh tidak ada Qur’an di tengah-tengah kita, tidak ada sunnah dan tidak ada hadits, dan kita memulai seoiah-olah itu adalah zaman awal kenabian dan bi’tsah, serta seolah-olah kita dibangkitkan di zaman fatrah, atau justeru kita diperintahkan untuk masuk ke dalam Islam ini secara kaaffah, kemudian kita melihat di dalam Al Kitabul Mubiin ternyata kita mendapatkan firman Allah:

“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya dien (ketundukan) itu semuanya semata-mata untuk Allah” ( Al Anfal:39).

Fitnah adalah syirik, semua macam syirik wahai syaikh! Tidak ada perbedaan antara syirkul qubuur (syirik kuburan) dengan syirkud dustuur (syirik aturan).

Terus kita melihat firman Allah subhaanahu wa ta ‘aala:

“Maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnva mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti.” (At Taubah:12).

Telah datang riwayat dari Hudzaifah dan Ali radliyallahu ‘anhuma, bahwa keduanya berkata:Orang yang ada dalam ayat ini belum selesai diperangi” Ibnu Katsir dan yang lainnya berkata: “Ayat ini umum mencakup setiap pemimpim-pemimpin kekafiran”.

Terus kita melihat dalam sunnah, ternyata kita mendapatkan hadits-hadits yang telah kami ketengahkan tadi dan hadits-hadits lainnya. Apakah itu semua mansuukh (dihapus hukumnya) atau digugurkan atau apa….??? Sampai-sampai kalian wahai syaikh-syaikh yang terhormat melupakannya saat kalian berbicara tentang dakwah ilallaah, atau sesungguhnya hal itu tidak ada kaitannya dengan dakwah para nabi dan para rasul, dan ternyata masalahnya adalah tergantung selera. Demi Allah sesungguhnya saya tidak tahan dalam kesempatan ini kecuali saya mengingatkan kalian dengan firman Allah subhaanahu wa ta ‘aala:

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknat Allah dan dilaknat (pula), oleh semua (makhluk) yang dapat melaknat.” (Al Baqarah:159).

Dan dengan firman-Nya subhaanahu wa ta’aala:

“Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang jadi pelindung mereka (dari siksa Allah)? (An Nisa:109).[4]

Saya ingin agar orang-orang yang terpedaya oleh para masyayikh itu dan orang-orang yang seperti mereka dari kalangan ulama pemerintah mengetahui sebab fitnah mereka itu, sampai-sampai mereka itu merasa sempit dadanya dengan setiap pertanyaan dan pembicaraan seputar hukum dan para penguasa,[5] sesungguhnya penyebabnya demi Rabb Ka’bah adalah hadits Nabi yang jujur lagi terpercaya:

من أتى أبواب السلاطين افتتن

“Siapa yang mendatangi pintu-pintu penguasa, maka ia pasti terkena fitnah.”

Itu adalah fitnah keluarga Su’uud yang membisukan mereka dan membisukan pena-penanya, serta penghasungannya untuk membisukan setiap suara yang panas yang berupaya membongkar dan menelanjangi para thaghut mereka- Dan telah sering kami katakan bahwa (tetek yang di mana seseorang menyusui darinya, tidak mungkin dia menggigitnya) . Dan saya mengajak para masyayikh itu untuk kembali duduk dalam rangka mereka mempelajari tauhid yang benar, dan mempelajari makna Laa ilaaha Illallaah dari kitab-kitab Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab dan putera-puteranya yang mana negara mereka itu selalu dan selalu mengaku mengikuti mereka, padahal mereka (Syaikh Muhammad dan putera-puteranya) berlepas diri dari negara busuk ini.

Dan akhirnya, saya mengingatkan saudara muwahhid dan memperingatkarmya agar jangan sekali-kali terpedaya oleh para ulama pemerintah yang pura-pura tidak tahu terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya, berupa kekafiran-kekafiran serta keboborokan-kebobrokan keluarga Su’uud dan pemerintahannya. Para ulama pemerintah itu tidak ada himmah (keinginan) kecuali menyerang kaum muwahhidiin yang berlepas diri dari thaghut-thaghut mereka lagi kafir terhadap pemerintahnnya. Oh, demi Allah janganlah kalian terpedaya dengan ijazah-ijazah mereka, gelar-gelarnya, jenggot-jenggotnya dan sorban-sorbannya. Siapa yang ingin mencontoh, contohlah orang yang telah meninggal dunia, karena sesungguhnya orang yang masih hidup tidak dijamin aman dari fitnah, dan siapa yang menginginkan jalan salaf, maka hendaklah ia memperhatikan sikap mereka yang selalu lari dari pintu-pintu penguasa dan para pemimpin yang dzalim di masa-masa khilafah dan futuuhaat (penaklukan), maka apa gerangan pada zaman-zaman kekafiran, undang-undang buatan, loyalitas kepada musuh-musuh Allah dan pemerangan terhadap wali-wali-Nya…??? Kemudian saudara muwahhid perlu mengetahui setelah itu mana sebenaranya minhaaj salifiy yang haq, hendaklah dia mengikutinya tanpa peduli terhadap banyaknya orang-orang yang binasa atau sedikitnya orang yang mengikuti. Dan begitu juga siapa orangnya yang menginginkan dakwah para nabi dan para rasul, millah Ibrahim, hikmahnya yang haqiqiy bukan hikmah takhaadzul, mudaahanah, dan cenderung (kepada thaghut), maka silahkan dia mengamati firman Allah subhaanahu wa ta’aala yang memerintahkan seraya mengarahkan kita:

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja…,” (Al Mumtahanah: 4)

Sebagian ahli tafsir mengatakan:” dan orang-orang yang bersama dengan dia” yaitu para nabi dan para rasul yang mana mereka itu berada di atas jalan Ibrahim dan manhajnya. Sebagian yang lain mengatakan: Para pengikutnya dan para pembelanya.

Ini adalah dakwah para nabi dan para rasul, puncak hikmah dan pemahaman dalam membela dienullah, loyal kepada wali-wali-Nya serta memusuhi musuh-musuh-Nya, tidak ada mudaahanah di dalamnya, dan tidak berputar-putar mencari dalih, dan itulah jalan salaf, tidak ada kecenderungan di dalamnya, tidak ada pemberian dukungan dan bantuan terhadap orang-orang dhalim, apalagi terhadap orang-orang kafir dan orang-orang murtad. Maka janganlah engkau sekali-kali terpedaya oleh talbiis kaum mulabbisuun (orang-orang yang membuat pengkaburan), pengecewaan orang-orang yang mengecewakan, dan penggembosan orang-orang yang menggembosi, atau gertak dan pengecewaan mereka itu menjerumuskan itu, menghambat gerakmu dan memalingkanmu, karena Nabi yang jujur lagi terpercaya telah mengatakan tentang sifat thaifah yang menegakan perintah Allah:

لا يضرّهم من خذلهم أو خالفهم حتى يأتي أمر الله

“Mereka itu tidak dibahayakan oleh orang-orang yang mengecewakan mereka atau menyalahi maraka hingga datang keputusan Allah” riwayat Muslim dari Mu’awiyah radliyallahu ‘anhu.

Dan dalam satu riwayat:

لن يبرح هذا الدين قائماً يقاتل عليه عصابة من المسلمين حتى تقوم الساعة

“Akan senantiasa dien ini tegak, berperang di atasnya sekelompok dari kaum muslimin hingga datang hari kiamat.”

Sesungguhnya itu wahai para syaikh terhormat adalah hadits Nabi yang jujur lagi terpercaya, ke mana lari darinya dan bagaimana berpaling darinya dan mencari-cari jalan selamat??

Dan begitulah, lewat jalan para masyayikh itu -yang memfatwakan tanpa dasar ilmu akan realita, sehingga mereka sesat lagi menyesatkan- terjagalah singgasana-singgasana para thaghut itu dan kokohlah pilar-pilar negaranya dengan pengokohan yang tidak bisa direalisasikan demi Rabb Ka’bah oleh para tentara, pasukan keamanan serta dinas intelejen, karena sesungguhnya kerusakan orang alim itu adalah kerusakan bagi alam ini.

Dan termasuk hal yang maklum bahwa penyesatan umat dan pembiusannya dengan cara talbiis dan pemalingan dari tauhidnya yang haq lagi sempurna adalah lebih besar dan lebih dahsyat dari membunuh dan memeranginya“Fitnah itu lebih besar daripada pembunuhan”. Para thaghut itu telah mengetahui bagaimana cara menjinakan rakyat mereka, menggiringnya, dan menjadikan mereka itu bagaikan kambing dan binatang ternak yang jinak lagi patuh dengan tirai yang tebal ini yang mereka menjadikannya terbuat dari kalangan para ulama dan pandita, supaya mereka menjadikan negeri mereka itu sebagai negeri tauhid, negeri ilmu dan ulama, silahkan perhatikan, para syaikh ada di setiap tempat, ini syaikh Ibnu Baaz,[6] itu syaikh Ibnu Utsaimin, dan di sana masih banyak yang lainnya, semuanya bergandeng tangan bersama negara, mereka bekerja sebagai pegawai negara, dan mereka membela-bela dan melindungi negara ini kemudian apa yang kalian inginkan, sesungguhnya itu adalah Islam dan tauhid….!! Begitulah rakyat disesatkan, dan mereka itu menjadi pelayan-pelayan yang patuh dan tentara yang setia terhadap pelayan dua tanah suci!! melawan komunis dan yang lainnya, bahkan dalam menghadang setiap orang yang memusuhinya, dan mengancam tahtanya. Dan dengan ini semua para thaghut telah meraih sesuatu yang melebihi apa yang mereka inginkan dan lebih besar dari apa yang pernah mereka impikan dan mereka prediksi. Mereka telah menyesatkan umat ini, mereka telah mentalbiis di hadapan mereka diennya, dan mereka memfitnahnya dengan nama ilmu, tauhid, dan Islam. Saya bertanya kepada kalian dengan menyebutkan Rabb kalian, apakah tipu daya Fir’aun terhadap dienullah lebih busuk saat membunuh (anak laki-laki) dan membiarkan perempuan, atau justeru makar ini?? Sampai-sampai mereka tawalliy (loyal penuh) kepada musuh-musuh Allah, menamakan mereka sebagai(orang-orang yang beriman kepada Allah) sebagaimana yang telah lalu, mereka memerangi wali-wali-Nya seraya menamakan mereka sebagai Khawarij, mereka memalingkan umat ini (dari tauhidnya) , mengkaburkan diennya, dan mempraktekan syirik modern yang nyata dengan nama Islam dan tauhid???

Sungguh amat cocok sekali penerapan apa yang dikatakan oleh kakek mereka Abdul Aziz (Ibnu Muhammad) Ibnu Su’uud) terhadap mereka dalam risalah beliau ke negeri-negeri ‘ajam dan negeri-negeri romawi:

نحن لا نكفر إلا من عرف التوحيد وسبّه وسمّاه دين الخوارج، وعرف الشرك وأحبه وأحب أهله ودعا إليه وحض الناس عليه، بعدما قامت عليه الحجّة، وإن لم يفعل الشرك أو فعله وسمّاه بغير اسمه، بعدما عرف أن الله حرمه…

“Kami tidak mengkafirkan kecuali orang yang mengetahui tauhid dan dia mencelanya serta menamakannya sebagai agama Khawarij, dan dia mengetahui syirik, dia mencintainya, mencintai pelakunya, mengajak kepadanya, serta menganjurkan orang untuk melakukannya setelah tegak hujjah atasnya meskipun dia tidak melakukan syirik itu atau dia melakukannya dan menamakannya dengan nama lain setelah ia mengetahui bahwa Allah mengharamkannyaAd Durar Assaniyyah 1/145.

Saudara muwahhid perlu mengetahui sikap yang harus diambil terhadap para ulama itu yang sesat lagi membela-bela pemerintah-pemerintah itu, yang tidur di pangkuan pemerintah kafir itu serta menetek dari air susunya. Dengarlah semoga Allah menunjukanmu kepada kebenaran yang kami yakini dan kami jadikan sebagai pegangan hidup menghadap Allah, dan kami dengan keyakinan ini tidak peduli terhadap celaan orang yang mencela atau hinaan orang yang menghina atau dusta yang dibuat-buat. Al haq adalah para syaikh itu harus ditinggalkan, tidak boleh menuntut ilmu dari mereka, dan pertama-tama mereka itu tidak boleh diminta fatwanya, karena ilmu ini adalah sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian salaf adalah: dien, maka hendaklah kalian melihat dari siapa kalian mengambil dien kalian ini,” bahkan yang wajib adalah mengingatkan mereka dan menghajr mereka sampai mereka itu jera dan mau mencabut diri dari mudaahanah terhadap para penguasa, cenderung kepada mereka dan membela-bela mereka. Dan dihadapan mereka itu hanya ada salah satu dari dua jalan:

Terang-terangan menyuarakan kebenaran, memberikan penjelasan, menampakkan kebenaran di hadapan umat, dan membongkar kepalsuan para thaghut itu serta menelanjangi mereka. Dan ini adalah tingkatan yang paling tinggi, serta tidak diragukan lagi bahwa di balik itu ada penindasan dan cobaan, akan tetapi di kemudian hari adalah kemenangan, keberuntungan, dan surga, serta di dalamnya terkandung nasihat bagi umat ini dan menampakkan dienullah dengan sebenar-benarnya penampakkan. Sungguh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam di dalam hadits yang shahih telah berkata:

سيد الشهداء حمزة بن عبد المطلب ورجل قام إلى إمام جائر فأمره ونهاه فقتله

” Penghulu para syuhada adalah Hamzah dan orang yang berdiri mendatangi penguasa yang aniaya, terus ia memerintahkannya dan melarangnya, kemudian si penguasa itu membunuhnya.”[7]

Dan bila mereka ternyata lemah dari menggapai tingkatan ini, maka hendaklah mereka menjauhi pemerintah semacam ini, janganlah mereka ikut andil -minimal- dengan talbiis, tadliis, serta penyesatan, dan janganlah mereka ikut serta dalam pemberian celupan syar’iy terhadapnya.

Adapun bila ternyata mereka itu bersikeras dan masih tetap di atas keadaan mereka yang tercoreng lagi terkutuk itu, maka merupakan kewajiban adalah menghajr mereka, tidak berta’aamul dengannya, tidak boleh meminta fatwanya terutama dalam masalah-masalah politik syar’iy, permasalahan jihad dan seputar para penguasa. Dan yang saya sampaikan ini bukanlah perkara bid’ah, justeru inilah jalan salaf, karena sering sekali mereka mempermasalahkan periwayatan orang yang menerima pemberian penguasa atau ia mendatangi penguasa, dan sering sekali mereka (salaf) mencela dan mentajriih (mengangggap cacat) orang yang menjabat sebagai pejabat di sisi penguasa …para penguasa model apa?? Itu para penguasa yang dhalim saja, maka apa gerangan dengan para penguasa kekafiran, kemusyrikan dan ilhaad??.. .

Sungguh banyak sekali dari kalangan salaf, mereka itu menerima riwayat sebagian orang yang terjerumus ke dalam sebagian bid’ah, dan mereka menjauhi atau menghati-hatikan periwayatan-periwayatannya dalam hal yang berhubungan dengan bid’ahnya itu. Orang yang dituduh qadariyyah, maka salaf menyeleksi ketat periwayatannya dalam hal yang berkaitan dengan qadar, orang yang dituduh membenci Ahlul Bait, maka mereka menjauhi periwayatan-periwayatannya tentang Ahlul Bait, dan orang yang dituduh sebagai syi’ah, maka mereka hati-hati sekali terhadap periwayatan-periwayatannya tentang Bani Umayyah, dan seterusnya…[8]

Sedangkan mayoritas para ulama itu adalah berguguran di pangkuan para thaghut dan pemerintahannya, maka tidak masuk akal mereka ditanya atau diminta fatwa dalam urusan-urusan politik syar’iy, hukum, penguasa, atau tentang hukum ikut serta dalam kepolisian para thaghut atau ketentaraanya, parlemen-parlemennya dan hal yang serupa dengannya. Jauhilah fatwa-fatwa mereka dalam hal-hal ini.[9]

Ini adalah sikap minimal orang muslim terhadap mereka, karena kalau bukan ini, maka sesungguhnya kewajiban bagi muslim sebagaimana yang telah kami katakan sebelumnya adalah menghajrya, dan meninggalkan halaqah-halaqahnya hingga mereka jera dan mau meninggalkan pemerintahan ini paling minimal. Sesungguhnya sikap membuat jera dengan hajr adalah termasuk tuntunan Nabi Shallallaahu ‘ alaihi wa sallam yang telah banyak ditinggalkan pada zaman sekarang ini, dan semoga Allah merahmati orang yang mengatakan:

Jangan kamu bertemu dangan mubtadi’ dan orang zindiq

Kecuali dengan roman muka masam orang menahan marah

Tentunya ini bukan ajakan untuk membuang ilmu, meninggalkannya, atau tidak butuh akannya, karena sesungguhnya ilmu itu ada kitab-kitabnya dan para pengembannya yang jujur “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah” (Al Ahzaab:39).

Hendaklah setiap muslim mentadabburi dalam masalah ini hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam saat beliau berkata kepada Ka’ab Ibnu ‘Ujrah:

أعاذك الله من إمارة السفهاء) قال: وما إمارة السّفهاء؟ قال: (أمراء يكونون بعدي، لا يقتدون بهدي، ولا يستنون بسنتي، فمن صدّقهم بكذبهم، وأعانهم على ظلمهم، فأولئك ليسوا منّي، ولست منهم، ولا يردون علي حوضي، ومن لم يصدّقهم بكذبهم، ولم يعنهم على ظلمهم، فأولئك منّي وأنا منهم، وسيردون عليّ حوضي

“Semoga Allah melindungimu dari kepemimpinan orang-orang yang dungu” Ka’ab berkata: Apakah kepemimpinan orang-orang dungu itu? Beliau berkata:Yaitu para penguasa yang ada setelahku, mereka tidak mengikuti tuntunanku, dan mereka tidak meneladani sunahku, siapa yang membenarkan mereka dengan kebohongannya dan membantu mereka di atas kedhalimannya, maka mereka itu bukan bagian dariku dan aku bukan bagian dari mereka, serta mereka tidak akan menemuiku di atas telagaku. Dan siapa yang tidak membenarkan mereka dengan kebohongannya dan tidak membantu mereka di atas kedhalimannya, maka mereka itu bagian dariku dan aku bagian darinya serta mereka akan menemuiku di atas telagaku.” Riwayat Imam Ahmad dan yang lainnya, dan ini adalah hadits shahih.

Ini adalah keadaan kita wahai saudara tauhid…

Ulama-ulama kita membenarkan para thaghut dengan kebohongannya, mereka mengerahkan hidupnya untuk membela-bela dan menjadi tameng para thaghut itu serta menyerang setiap orang yang berupaya mempermasalahkan kebatilannya dan memusuhinya, mereka lakukan ini semua bersama pemerintahan tauhid!! yang menyembah dengan penuh ikhlas apa yang mereka sembah,- berupa thaghut-thaghut dalam negeri, thaghut luar negeri, regional, dan internasional, loyal kepada musuh-musuh Allah, membantu mereka dengan jiwa dan harta, serta mengikat hubungan-hubungan persaudaraan dan persahabatan bersama mereka dengan berbagai macam agama dan pahamnya di saat penjara-penjara dan sel-sel besinya penuh dengan para du’at tauhid yang haq, yaitu tauhid yang berlepas diri dari kebatilan-kebatilan mereka, penyimpangan-penyimpangannya, kekafiran-kekafirannya, serta kemusyrikan-kemusyrikannya yang modern[10], dan dalam waktu di mana mereka memenjarakan (Al Baziaan) yaitu anak-anak, dan memukulinya, menginterogasinya, serta menterornya hanya karena sebab mereka menyebut nama Juhaiman atau membawa buku-bukunya atau karena mereka merubah senandung sekolahan mereka yang asalnya:

عاش المليك للعلم والوطن

Raja hidupnya untuk ilmu dan tanah air

Menjadi:

عاش المليك للحم والشحم

Raja hidupnya untuk daging dan lemak.

Silahkan Tanya penjara-penjara itu atau silahkan lihat di dalamnya supaya kalian mengetahui hakikat sebenaranya.

Jangan kalian lihat puluhan, akan tetapi ratusan TKW yang dizinai secara paksa atau suka rela, dan mereka menunggu waktu yang sangat lama untuk dipulangkan ke negerinya dalam keadaan hamil dari hubungan zina.[11] Ini belum sel-sel yang penuh dengan orang-orang yang sodomi yang hanya dipenjara sebentar saja kemudian mereka dipulangkan dan tidak dibunuh di negara (yang katanya menerapkan) syari’at dan huduud !! Belum lagi sel-sel yang penuh dengan para pencuri yang datang dari seluruh belahan dunia untuk mencuri harta jemaah haji, karena hukum-hukum Saudi lebih ringan dibandingkan dengan negara-negara lainnya sebagaimana _yang dikabarkan oleh sebagian mereka di sel-sel itu. Mereka tidak mengenal potong tangan dan tidak pula had serta hal lainnya yang raana engkau telah mengetahui permainan para thaghut itu akan huduud, perubahannya serta menggugurkan syari’at Allah di dalamnya.

Sudahlah tinggalkan hal ini karena itu sudah menjadi hal yang terkenal di tengah-tengah manusia, akan tetapi silahkan lihat -di dalam sel-sel mereka, dan penjara-penjaranya itu- para du’at tauhid yang mana para thaghut itu sama sekali tidak merasa belas kasihan terhadapnya. Salah seorang dari mereka dipukuli dengan pukulan-pukulan yang hampir menghilangkan akalnya hanya karena sebab ia menghapus gambar makhluk yang bernyawa -yang padahal Ibnu Baaz dan masyayikh lainnya memfatwakan keharamannya- baik gambar raja atau yang lainnya. Silahkan tanya mereka tentang kekafiran musuh-musuh Allah (maksudnya para petugas sel) yang menyiksa para du’at di penjara-penjara itu, mereka memaksa para du’at itu untuk merubah aqidahnya, ada yang dipukul seraya digantung sampai mau mengatakan gambar itu halal dan bukan haram, ada yang dipukul sambil disalib sampai mau mengatakan bahwa boleh bai’at dan imamah bagi selain Quraisy, maksudnya (kambing-kambing tuli) dari keluarga Su’uud

Ya, ini adalah penjara-penjara mereka yang diketahui banyak oleh para pemuda tauhid dari kalangan ikhwan kita para du’aat ilallaah…

وتخصصوا في فنه الملعون
وأكفهم للشر ذات حنين
كل أداة في يدي مأفون
عثروا على كنز لديه ثمين
وبكل أسلوب خسيس دون
في زهد عيسى أو تقى هارون
والظهر منه تراه كالعرجون
لا دين فيهم غير (حرب) الدين

فيها زبانية أعدوا للأذى
متبلدون عقولهم بأكفهم
لا فرق بينهم وبين سياطهم
يتلقفون القادمين كأنهم
بالرجل بالكرباج باليد بالعصا
لا يعبأون بصالح ولو أنه
لا يرحمون الشيخ وهو محطم
لا تحسبوهم مسلمين من اسمهم

Di dalam penjara-penjara ini mereka mendatangkan para masyayikh suu’ dalam rangka mendebat para muwahhidiin dan mencuci otak mereka dengan talbiis-talbiisnya yang membuat suka tuhan-tuhannya dan para auliyaanya dari kalangan para thaghut. Apakah kalian mengetahui hal ini wahai ulama dien dan tauhid!! apakah engkau mengetahui hal ini wahai Ibnu Baaz, dan engkau wahai Ibnu Utsaimin…?[12] Apakah kalian mengetahui bahwa mereka itu setelah menyelesaikan halaqah pemukulan dan penginterogasian, mereka menawarkan kepada para pemuda itu tawaran kerjasama dan bergabung dengan mereka sebagai pengawas dan Intel yang memata-matai saudara-saudara mereka kaum muwahhidiin. Bila si pemuda itu masih bimbang atau mengelak, maka mereka (para aparat) mengalihkannya kepada kalian (wahai para syaikh) seraya mengatakan kepadanya: Sesungguhnya ini adalah boleh dan halal!!

Tidak ada dosa sama sekali!! Dan silahkan tanya para masyayikh bila kamu mau silahkan tanya syaikh yang kamu suka….!! Begitulah secara mutlak dan dengan penuh kepercayaan yang sempurna akan loyalitas kalian dan dukungan kalian.Silahkan tanya para penghuni penjara dari kalangan du’at tauhid tentang hal ini bila kalian tidak mengetahuinya…. !![13] Dan bila semua ini tidak kalian ketahui, maka apakah layak bagi orang yang berada dalam tidur kalian, kelalaian kalian serta kecenderungan kalian (maksudnya penguasa yang tidak diketahui statusnya) ini untuk tampil memimpin umat dan mengarahkan para pemudanya dalam fitnah, ujian, dan situasi yang sangat gelap gulita, dan sudah barang tentu kalian tidak menyibukan diri kalian dalam hal ini, karena sesungguhnya hal itu -sebagaimana yang sering didengung-dengungkan oleh para muqallid terhadap kalian- adalah mengeraskan hati dan menyia-nyiakan waktu !!! Bukankah demikian??… nah karena hal itulah kalian ini sesat lagi menyesatkan.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam kitab I’laamul Muwaqqi’iin l/49:”Dan mufti dan hakim itu tidak mungkin mengeluarkan fatwa dan hukum dengan benar kecuali dengan dua macam pemahaman, salah satunya: Paham akan waqi ‘ (realita) dan faqih di dalamnya serta mengistinbath ilmu hakikat apa yang terjadi dengan melihat qarinah-qarinah dan tanda-tandanya sehingga ia menguasi ilmu waqi ‘ itu. Dan kedua: Paham akan hukum yang mesti buat waqi ‘ itu, yaitu paham akan hukum Allah yang dengannya Allah memutuskan di dalam kitab-Nya atau lewat lisan Rasul-nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam realita ini, kemudian menerapkan salah satunya kepada yang lainnya”

Ini adalah sifat fatwa yang sesuai dengan kebenaran. Ilmu itu ada dua ilmu akan realita dan ilmu akan dalil syar’iy.

Sedangkan para masyayikh itu, mereka jahil akan separuh ilmu, terus mereka mengeluarkan fatwa dalam banyak masalah yang berkaitan dengan pemerintah-pemerintah ini tanpa dasar akan ilmu terhadap waqi’, sehingga mereka sesat lagi menyesatkan….[14]

Inilah kebenaran yang tidak disukai oleh mayoritas orang sekarang, dan yang wajib dikatakan dalam rangka mengingatkan dan bersifat jujur dalam menasehati para pemuda umat ini dan para du’aatnya yang terpedaya dengan mereka. Dan selain hal ini, berupa pengagungan, penghormatan, dan pengedepanan bagi para masyayikh pemerintah itu, itu pada hakikatnya adalah penipuan terhadap umat, pembiusan terhadap para pemuda, pemalsuan akan hakikat kebenaran, serta pengkaburan kebenaran dengan kebatilan, bagaimanapun bentuk takwil para pelakunya.

Sampai kapan para pemuda itu digantungkan kepada patung-patung itu, mereka diagungkan dan dibesar-besarkan sampai pada tingkat di mana para muqallid itu memperlakukan mereka layaknya para ulama yahudi dan pendeta nasrani, mereka tidak menerima firman Allah dan sabda Rasul-Nya kecuali setelah ada pengesahan fatwa-fatwa mereka terhadapnya. Maha Suci Engkau Ya Rabbii ini adalah dusta yang sangat besar. Dengan hal itu mereka merusak aqidah manusia dan mengkaburkan agamanya:

Tidak ada yang merusak dien ini kecuali raja

dan para ulama suu’ serta para panditanya

Sesungguhnya kewajiban syar’iy atas para du’aat yang jujur adalah mengarahkan umat ini kepada manhaj talaqqi (penerimaan) dari Allah dan Rasul-Nya serta tidak mendahulukan perkataan siapapun di hadapan Allah dan Rasul-Nya. Dan janganlah mereka itu menipu umat dengan membesar-besarkan status ulama dan ‘umala (boneka) pemerintah, sehingga dengan perbuatannya itu mereka ikut andil dalam menambah talbiis terhadap umat dan penyesatannya. Dan saya tahu benar pahitnya perkataan ini di kalangan mayoritas mereka, akan tetapi orang mukmin yang jujur yang mengetahui bencana umat ini akibat ulama-ulama itu -dan tidak ada seorangpun yang lebih agung pada dirinya selain Allah, dien-Nya, serta tauhid-Nya- dia akan menelan ucapan ini bagaikan madu murni meskipun lebih pahit dari buah handhal.

Sesungguhnya apa yang telah lalu semuanya dan bahkan lebih banyak lagi darinya berlangsung terjadi melawan dienullah dan para auliyaa-Nya di tempat yang paling Allah cintai pada saat di mana kalian wahai para syaikh membela-bela di dalamnya akan pemerintah yang loyal kepada orang-orang kafir yang memusuhi kaum muwahhidiin, kalian mendebat dalam rangka melegalkan keberadaannya, serta kalian menisbatkan itu semua kepada Islam dan syari’atnya, sehingga dengan itu semua kalian mencoreng wajah Islam yang suci lagi bersih dengan kegeiapan-kegelapan para auliyaa kalian. Dan dalam waktu yang bersamaan kalian menyerang ganas terhadap setiap orang yang menghadang para penguasa kafir itu dan kalian mencap mereka sebagai Khawarij dan Takfiriy, seolah-olah para muwahhidiin itu telah mengkafirkan para thaghut tersebut dengan sekedar maksiat dan dosa biasa…..Oh apa gerangan, siapa Khawarij itu..?? apakah mereka itu orang-orang yang mengetahui firman Allah dan sabda Rasul-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam, serta memahami makna Laa ilaaha Illallaah, mereka mengamalkan konsekuensi-konsekuensi dan tuntutan-tuntutannya, yaitu muwaalaah, mu’aadaah, cinta, benci, dan, jihad, apakah mereka itu lebih mendekati kepada sifat Khawarij dan layak dengan sifat itu atau orang-orang yang membaca Al Qur’an seraya Al Qur’an itu tidak melewati kerongkongan mereka, mereka tidak memahami makna Laa ilaaha Illallaah, mereka tidak mengetahui syirik dan tauhid dengan segala cakupannya, bahkan hanya membatasinya pada masalah-masalah batu, pohon, dan kuburan, serta memerangi ahlu tauhid yang haq yang berlepas diri dari para thaghutnya, dan berjatuhan dalam loyalitas serta pembelaan terhadap kaum musyrikin undang-undang.

Apakah kalian wahai para masyayikh masih tetap betah dalam keterpurukan kalian ini.?? Dan kalian mengecewakan dalam pembelaan terhadap dien kalian dan dalam pemberian penjelasan kepada manusia..?? bukankah telah tiba saatnya untuk terang-terangan dalam menyuarakan kebenaran, menyampaikan dan menjelaskan supaya kalian menggiring umat ini dari kegelapan situasinya kepada kemenangan, kejayaan, dan tamkiin, serta supaya kalian mengeluarkan mereka itu dari kegelapan dan kamuflase para thaghut kepada cahaya tauhid.

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah subhanahuu wa ta’aalaa berfirman: dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasiq.”(Al Hadid: 16).

قد طال نومكمو إلى ذا الآن
لله تعلي كلمة الإيمان
متجرّد لله غير جبان
من حجّة الجهال كل زمان
وتعاونوا في الحق لا العدوان
متعاضدين شريعة الرحمن
والله يخذل ناصر الشيطان ([15])

يا معشر العلماء هبو هبة
يا معشر العلماء قوموا قومة
يا معشر العلماء عزمة صادق
يا معشر العلماء إن سكوتكم
يا معشر العلماء لا تتخاذلوا
وتعاقدوا وتعاهدوا أن تنصروا
فالله ينصر من يقوم بنصره

Saya memohon kepada Allah subhaanahu wa ta’aala mudah-mudahan Dia mempersiapkan bagi umat ini ulama rabbaniyyiin yang mengamalkan ilmunya yang ikhlas lagi berjihad. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya serta para sahabatnya.

SERUAN TERAKHIR

Kepada ulama pemerintah yang berjalan di jalan orang-orang yang dimurkai, lagi yang berguguran di pangkuan Alu Su’uud.

Kepada para du’aat yang sesat dan jama’ahnya yang menyimpang yang melengangkan jembatan untuk para thaghut real, dollar dan salib..

Kepada orang-orang yang menisbatkan dirinya kepada jihad dan mujahidiin, kemudian mereka cenderung kepada para thaghut seraya mencari kejayaan, kemenangan dan bantuan dari mereka….

Sampai kapan keberlangsungan kalian dalam keterpurukan, kebatilan dan kesesatan???

Sampai kapan tidur dan kelalaian ini???

Apakah kalian lupa akan firman Allah subhaanahu via ta ‘aala:

“Dan janganlah kalian cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kalian disentuh api neraka, dan sekali-kali kalian tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kalian tidak akan diberi pertolongan,” (Huud:113).

Ya, “kemudian kalian tidak akan diberi pertolongan,”.

Belumkah datang waktunya bagi kalian untuk meyakini bahwa kaum musyrikin seluruhnya adalah najis, maka janganlah mereka itu mendekati dakwah dan jihad kalian, dan janganlah kalian mendekati pintu-pintu dan teras-teras mereka bila memang kalian jujur.

“Dan jika kalian khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Di menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At Taubah:28).

“Katakanlah:“Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. ” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq.” (At Taubah:24).

لدين الله قد خانا
به الرحمن أحيانا
دروس العز إيمانا
فلم يضعف ولا لانا
وقد عانوا كما عانى
وما ذلوا لأعدانا
فدا الإسلام قتلانا
لم يرضوه سلطانا
بغير الدين ميزانا
وإن نقتل فبشرانا
ويوم النصر قد حانا

فلا ترضوا بسلطان
ولم يحكم بتنزيل
رسول الله أعطانا
من الكفار كم عانى
وللإيمان أنصار
على الأخشاب قد حملوا
لهذا الدين قد صرعت
ولم يخشوا حمى الطّاغوت
ونحن اليوم لا نرضى
نطيع الله لا نعصي
فعهد الكفر قد ولّى

Syair Marwan Hadid rahimahullah

Dan penutup…………….

Dan derai para ahbaab (ikhwan tercinta) , dan teman-teman di perjalanan dan para ikhwanku dalara aqidah dan tauhid ini, yaitu tauhid para rasul dan tauhid para nabi….tauhid al walaa dan al baraa’ bukan tauhid para thaghut atau tauhid para masyayikh dan para sadanah (juru kunci) Alu Su’uud saya menulis lembaran-lembaran ini dalam kesempatan yang singkat dan waktu yang sangat sempit serta kurangnya referensi, dan dalam situasi yang dikejar-kejar lagi tidak tenang dan tidak aman seraya saya mengharapkan mudah-mudahaan Allah subhaanahu wa ta’aala memudahkan bagi kami kesempatan dan upaya lain bila masih ada sisa umur ini, kita akan telanjangi negara busuk ini, dan kita bongkar dan buka tambahan kekafiran, kegelapannya serta kegelapan para auliyaanya, para pembelanya serta para pengusungnya, seraya memohon kepada Allah subhaanahu wa ta’aala agar memberikan bashirah terhadap saudara-saudaraku kaum muwahhidiin- di setiap tempat akan kebenaran yang nyata dan mengeluarkan mereka dari kegelapan para thaghut kepada cahaya tauhid, serta menjauhkan mereka dari talbiis- talbiis ulama pemerintah dan tipu daya para thaghut, sesungguhnya Dia adalah sebaik-baiknya wali dan sebaik-baiknya penolong. Semoga shalawat dan salam Allah limpahkan kepada nabi kita, keluarganya serta para sahabatnya. Cukuplah Allah bagi kami dan Dialah sebaik-baiknya penolong.

Ditulis oleh

Orang yang faqir kepada ampunan dan ridla Rabb-nya

Abu Muhammad ‘Ashim Al Maqdisiy

1410 H

Ketahuilah wahai saudaraku al muwahhid sesungguhnya kitab ini akan diberantas oleh negara yang busuk ini dengan pemberantasan yang membabi-buta, dan sesungguhnya negara ini akan memperalat untuk melakukan hal itu para sadanahnya dan anjing-anjingnya, supaya mereka mencorengnya, menuduh penulisnya dengan berbagai cap-cap dan dusta, karena ia memiliki harta yang dengannya ia bisa membeli banyak hati dan harga diri, akan tetapi:

أثار الجند أم غضب المليك
وبيني وبين العالمين خراب
لدين محمد منهم وقاء

إذا رضي الإله فلا أبالي
فليت الذي بيني وبينك عامر
وإن أبي وعمري ثم عرضي

Bila al IIah ridla, maka saya tidak peduli apakah tentara itu mengamuk atau sang raja itu marah Seandainya apa yang ada di antara aku dan kamu ini subur Sedangkan yang ada di antara alam ini adalah hancur Dan sesungguhnya ayahku, umurku dan kehormatanku Benteng bagi dien Muhammad dari mereka

Dan kami meyakini bahwa harta-harta mereka ini meskipun banyak sekali, sesungguhnya ia tidak akan mampu menghalangi cahaya Allah dan tauhid-Nya.

“Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanam-lah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” (Al Anfal: 36).

Sebagaimana ia akan berupaya untuk melarang pencetakan kitab ini, peredarannya, pendistribusiannya dengan segenap kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya, maka kami mengharapkan dari engkau ikut andil dalam menyebarkannya dengan berbagai macam bentuk penyebaran, baik dicetak, diterjemahkan, dicopy dan direkam dalam rangka membuat geram musuh-musuh Allah dan menampakkan dienullah ini. Dan ini adalah termasuk bekerjasama di atas kebaikan, taqwa, dan dakwah ilallaah, bahkan ia tergolong macam jihad yang paling besar dan bentuk taqarrub kepada Allah yang paling agung pada zaman sekarang ini.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

لا تزال طائفة من أمتي قائمة بأمر الله لا يضرّهم من خذلهم ولا من خالفهم حتى يأتي أمر الله وهم ظاهرون على الناس

“Akan senantiasa ada kelompok dari umatku ini yang menegakkan perintah Allah, orang-orang yang mengecewakan dan menyelesihi mereka tidaklah membahayakan mereka itu hingga datang keputusan Allah sedangkan mereka itu menang di atas manusia.” HR. Muslim.

Kami memohon kepada Allah subhaanahu wa ta’aala semoga Dia menjadikan kami dan engkau bagian dari mereka itu.[16]


[1] Ada metode-metode lain yang digunakan oleh negara ini dalam memanfaatkan para masyayikh, bila ia melihat pada diri mereka sesuatu dari keikhlasan, kebersihan dan ghirah akan dienullah, terutama bila mereka itu banyak diikuti oleh para pemuda, bila mereka itu bukan asli Saudi, maka mereka dideportasi dan dikeluarkan dari Saudi seperti kebiasaan yang dilakukan oleh para thaghut sebelumnya dalam menyikapi para rasulnya (Orang-orang kafir berkata kepada Rasul-rasul mereka kami sungguh-sungguh akan mengusir kalian dari negeri kami atau kalian kembali kepada agama kami… “ (Ibrahim:13)…bisa jadi dengan cara pengusiran, atau dideportasi dengan cara buruk, supaya memberikan pelajaran bagi yang lainnya atau dengan cara yang sedikit beradab dan meyakinkan bila temyata mereka itu tergolong masyayikh yang masyhur lagi diintai masyarakat di balik klaim kebutuhan mereka akan kemampuannya untuk dakwah di tempat-ternpat lain di luar Kerajaan Saudi Arabia. Sungguh kami telah mendengar bahwa mereka hendak melaksanakan cara ini terhadap Syaikh Abdurrahim Ath Thahhan dengan dalih pemindahannya untuk mengajar di Mauritania atau Ra’sul Khaimah, dan ini terjadi setelah laku kerasnya kaset-kaset dan kajian-kajiannya di kalangan para pemuda yang mana pemerintah Saudi melarang toko-toko buku dari menyalin untuk mencetaknya, merekamnya, menjualnya, dan menyebarkannya, serta kaset-kaset yang mereka rasa mendapatkan tempat di hati para pemuda dan perhatiannya. Para aparat mengharuskan semua pemilik toko-toko kitab untuk menulis perjanjian untuk tidak melakukan hal itu.

Dan di antara metode mereka yang lain adalah metoda ala yahudi yang busuk yang mereka terapkan terhadap Syaikh ‘Ayidl Al Qamiy, berupa pencorengan nama baik, dan penghinaan akan kehormatannya, di mana mereka menuduhnya di akhir-akhir tahun ini -secara dusta dan aniaya- bahwa beliau-melakukan perbuatan fahisyah, ‘iyadzan billah. Mereka memenjarakannya di balik tuduhan ini, dan mereka menginterogasinya beberapa hari serta menyebarkan hal itu dalam rangka menghalang-halangi (orang) dari kebenaran dan dalam rangka talbiis. Dan tatkala syaikh keluar dari penjara dan beliau bersih dari tuduhan yang kotor itu, maka khutbah yang paling pertama beliau sampaikan adalah tentang ibtilaa (cobaan), dan kami telah mendengarnya. Beliau menyebutkan di dalamnya metode-metode yahudi dan musuh-musuh dien lainnya dalam rangka menghalang-halangi orang dari jalan Allah, dan mencoreng dakwah dan nama baik para du’aat, beliau menyebutkan beberapa gambaran penghinaan mereka terhadap para nabi dan para rasul,serta tuduhannya akan kehormatan mereka. Dan kaset rekaman beliau ini telah dilarang beredar. Gambaran-gambaran semacam ini adalah banyak dan banyak, semoga laknat Allah menimpa orang-oraog kafir.

[2] Kitabnya berjudul Minhaj Al firqah An Najiyyah Wath Thaa’ifah Al Manshuurah yang ditulis oleh Muhammad Jamil Zainuu, dan dalam edisi Indonesia berjudul Jalan Golongan yang Seamat, Pent.

[3] Dan meskipun mereka itu berbicara tentang masalah (Berhukum Dengan Selain Apa Yang Allah Turunkan), maka sesungguhnya mereka itu tidak menyebutkan dan tidak menyinggung tentang sikap negara-negara mereka yang busuk yang berhukum kepada undang-undang buatannya, dan kepada thaghut dalam dan luar negerinya. Mereka hanya berbicara secara teori umum dan dengan tulisan itu sangat nampak sekali mereka itu rnemaksudkan selain negaranya, karena sesungguhnya negara mereka ini dalam pandangan mereka yang timpang berhukum dengan apa yang Allah turunkan, dan karena hal telah tulisan-tulisan itu dicetak dan dibagi-bagikan kepada orang-orang secara gratis, dan juga pembicaraan di dalamnya tentunya hanya bersifat umum tanpa menyebut-nyebut nama negara-negara Ku supaya selaras dengan politik negara yang busuk ini yang mana politiknya berdiri di atas dasar persaudaraan, persahabatan, dan Jalinan kasih sayang dengan para thaghut Arab yang menerapkan undang-undang kafir itu yang terkadang dicela oleh masyayikh keluarga Su’uud. Dengan menyebarkan buku-buku yang isinya timpang ini mereka menggabungkan antara talbiis di hadapan manusia bahwa mereka itu tidak menerapkan undang-undang itu bahkan mereka memeranginya, dengan statusnya yang selalu bisa menjaga hubungan kasih sayang yang haqiqiyaah yang mengikat mereka dengan negara-negara thaghut lainnya, sehingga mereka bisa memburu dua burung dengan satu tipu daya. Kecuali bila ada satu dari negara-negara itu menyerang negara mereka (Saudi), atau berbicara tentang sikapnya yang menjadi boneka bagi Amerika atau menyebutkan sebagian kebatilannya, maka saat itulah mulut-mulut para masyayikh itu terbuka lebar dan meluncurlah khutbah-khutbah yang indah dan penjelasan-penjelasan yang merdu yang menyerang negara itu dan kekasarannya dengan terang-terangan dan penuh kejelasan. Kekafiran negara tersebut disebutkan satu-satu, para panglimanya disebutkan namanya, para presidennya, dan para penguasanya.

Dan para du’aat itu dinamakan corong upahan para thaghut, di mana si thaghut bisa meniupnya bila ia berkehendak dan ia menahannya bila ia mau, bahkan hal ini telah diterapkan terhadap rafidlah, tidak seorangpun dibolehkan mencela mereka secara terang-terangan, dan bahkan itu telah berlangsung sejak zaman Abdul Aziz (Akhu Nurah). Dan sungguh di antara penyebab perselisihan Abdul Aziz dengan Ikhwan Man Thaa’allah adalah pengakuan Abdul Aziz terhadap raflidlah untuk hidup di negeri ini serta memperlakukan mereka layaknya kaum muslimin, sehlngga terjadilah apa yang terjadi antara mereka (rafidlah) dengan pemerintah pada hari ini, maka pemerintah tauhid!! memberikan isyarat kepada para khatib, para juru dakwah, para penulis bayaran dan yang lainnya untuk berbicara dalam rangka mencela mereka dan mengkafirkannya. Dan pertanyaan yang terlontar dengan sendirinya: Di mana tulisan-tulisan (tentang celaan dan pengkafiran rafidlah) ini sebelum tindakan pembangkangan orang-orang rafidlah terhadap para thaghut Arab dan negara-negara mereka, apakah ada perubahan dalam aqidah rafidlah, atau pergantian??? Bukankah aqidah mereka itu adalah itu-itu juga sama seperti aqidah mereka sebelum penyerangannya terhadap para thaghut itu?? Atau itu adalah kemunafikan, sesuap roti, mantel, real…….dan (ungkapan) silahkan wahai syaikh!! Dan (ungkapan) semoga Allah memperbanyak orang seperti engkau!! Dan yang lainnya….??

[4] Di antara yang pertu diingat adalah bahwa kitab tersebut, yang mana telah dicetak oleh Ad Dar Assalafiyyah di Kuwait,” (sesungguhnya Abdurrahman Abdul Khailq) yang dahulunya adalah teman si penulis saat belajar dan kawannya dalam rnanhaj dan jalan ini, dia (Abdurrahman) telah memberikan muqaddimah dengan muqaddimah yang di dalamnya dia berupaya menutupi kekurangan materi itu, dia berbicara tentang para thagnut dan pentingnya baraa’ah dari mereka serta ucapan yang mirip dengannya, yang mana itu bertentangan dengan rnanhaj “amaliy kelompoknya, sehingga ini mengundang kemarahan penulis kitab itu dan mendorongnya untuk memerintahkan agar muqaddimah itu dibuang dari semua cetakan kitab tersebut seba’um dijual ke pasaran, dalam rangka pengototan di atas rnanhaj yang pincang in). Dan tidak diragukan lagi bahwa upaya Abdurrahman itu adalah dalam rangka menjaga air muka kelompoknya karena khawatir dituduh dengan tuduhan yang memang selalu dialamatkan kepada mereka, yaitu tuduhan pemberian akan para thaghut serta mati-matian untuk membela negara-negara para thaghut itu serta tahta-tahta mereka yang kafir. Karena kalau bukan untuk ins, sesungguhnya dia sendiri selaiu mengajak kepada jalan pengakuan terhadap para thaghut hukum, mudaahanah (basa-basi) terhadap mereka, serta hidup rukun damai dengannya, persis seperti’ yang tertulis dalam kitab tersebut. Dan dia juga beserta kelompoknya (yaitu salafi maz’uum) selalu memerangi setiap orang yang mengajak untuk memerangi dan menggulingkan para thaghut itu. Mereka itu (kaum salafiyyiin maz’uumiin) memerangi orang-orang Islam (kaum muwahhidiin) dan membiarkan para penyembah berhala modern. Sesungguhnya para penguasa itu menurut mereka paling banter adalah sebagai penguasa yang dzalim, dan kita ini berada dalam payung negara-negara Islam, dan tidak boleh khunjuj (membarontak) kepadanya, maka buat apa kalian menyusahkan diri kalian sendiri..?? dunia ini dalam keadaan baik dan orang-orang-pun (sedang manis-manisnya menikmati)….’!

[5] Dan saya teringat syaikh pengarang kitab tersebut, dia ditanya oleh sebagian ikhwan muwahhidiin yang mana mereka itu dicap oleh dia dan syaikh-syaikh yang serupa dengannya sebagai Khawarij dan Takfiiriy, para ikhwan itu berkata kepadanya: (Wahai syaikh “Siapa orang yang menggantungkan azimat, maka dia telah berbuat syirik” maka apa hukum orang yang mengalungkan salib??) maka syaikh itu sewot pada hari itu, dan dia keluar dari nalar dan sadarmya, dan dia menjawab ngaler ngidul, ngawur, dia menyerang si penanya dan menjelek-jelekannya.

[6] Akhir-akhir ini kami telah mendengar dia ditanya dalam kaset rekaman tentang hukum salib dan mengalungkannya, apakah sampai kepada kekafiran?? Maka dia menjawab dengan ucapannya: (Tidak, ini adalah hal biasa, ini adalah hal biasa, waliyyul amri bisa melihat apa yang dituntut oleh maslahat di dalamnya, BILA temyata termasuk maslahat islamiyyah adalah menerima mujaamalah (basa-basi) ini atau hadiah ini, maka ini boleh-boleh saja… “) dan tatkala sebagian yang hadir mengingkarinya dan mengatakan: (salib, wahai syaikh??), dia berkata: (Meskipun itu salib)!!!

[7] Diriwayatkan oleh Al Hakim dan yang lainnya dari jabir, dan ini berkenaan dengan penguasa yang dhalim, maka apa gerangan dengan yang kafir.

[8] Tuduhan syi’ah di sini adalah rnenggabungkan diri dengan Ali melawan Mu’awiyah radliyallahu ‘anhuma. Adapun rafidlah yang mengkafirkan para sahabat Nabi shallallaahu alaihi wa sallarm, serta mencela isteri-isteri Nabi yang suci dan keyakinan-keyakinan mereka lainnya yang batil, maka tidak ada nikmat dan tidak ada kehormatan bagi periwayatart-periwayatannnya, karena dien mereka adalah taqiyyah dan dusta.

[9] Selama Nabi shallallaahu “alaihi wa sallam telah mengatakan.”Sapa orangnya mendatangi pintu-pintu penguasa, maka ia pasti terkena fitnah”, maka bagaimana mereka itu ditanya dalam fitnah yang mana mereka terjerumus di dalamnya. Apakah engkau bertanya kepada orang yang mencukur jenggot tentang hukum mencukur jenggot atau bertanya kepada orang yang isbal tentang hukum isbal, maka begitupun itu juga tidak boleh bahkan yang menjadi kewajiban adalah hati-hati dari fatwa-fatwa mereka dalam setiap hal yang berkaitan dengan waqi’ (realita). Karena sering kami mendengar dan banyak ikhwan selain kami juga mendengar jawaban-jawaban para syaikh yang terfitnah itu atas pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepada mereka dalam acara Nuur ‘Alad Darbi dari Libya atau dari Maroko atau negara lainnya seputar kasus-kasus perceraian atau khulu’ atau yang lainnya, maka mereka menjawab si penanya dan memerintahkannya untuk merujuk ke pengadilan (rnahkamah)!!!…padahal sesungguhnya pengadilan-pengadilan mereka itu mengharamkan poligami secara terang-terangan, dan bisa jadi pengadilan itu menjadikan ‘ishmah (pengendalian) di tangan perempuan dan seluruh aturannya adalah qanuuniyyah (bersifat undangundang buatan) bukan syar’iyyah!! Sehingga para masyayikh itu memerintahkan mereka dengan hal itu untuk berhukum kepada thaghut, baik mereka sadar atau tidak.

Siapa orang menjadikan gagak sebagai penunjuk jalan

Maka ia pasti membawanya melewati bangkai anjing

[10] Bahkan syirik terhadap batu justeru sekarang mereka itu memberikan sangsi kepada orang-orang yang berusaha melarangnya, berapa banyak para ikhwan kami mengadu kepada kami tentang kejadian-kejadian penjara dan pemukulan yang mereka alami serta perjanjian-perjanjian yang mana mereka dipaksa untuk menulisnya dan menandatanganinya dengan sebab mereka memerintahkan terhadap yang ma’ruf dan melarang dari kemusyrikan di tanah haram Makkah Al Mukarramah. Pemerintah yang busuk ini menginginkan -sebagaimana yang telah kami katakan sebelurnnya- penghinaan dan memperbudak manusia ini terhadapnya dan terhadap yayasan-yayasannya, sehingga tidak boleh memerintahkan kepada yang ma’ruf kecuali dengan izin mereka atau lewat tembaga-tembaganya serta lewat jalannya yang Sudah tertutup lagi terbatas.

[11] ini setelah orang-orang dermawan memberikan bantuan kepada wanita-wanita untuk melunasi denda-denda yang harus dibayar, dan keharusan-keharusan Iainnya seperti biaya tiket, karena kalau tidak ada bantuan itu maka mereka akan tetap mendekam di dalam penjara sampai mati atau sampai langit menurunkan hujan emas kepadanya. Namun demikian pemerintah pelayan dua tanah suci ini merasa berjasa ingin disanjung di hadapan manusia dalam berbagai kesempatan dengan cara memberikan amnesty bagi para tahanan dan mengeluarkan mereka, dan mereka ttu tidak merasa malu dari menjadikan perbuatannya itu sebagai bagian dari keutarnaan dan kehormatan rajanya, padahal sesungguhnya mereka itu terang-terangan dalam penjelasan-penjelasan resminya bahwa amnesty bagi para tahanan itu setelah adanya orang-orang dermawan membayarkan denda-denda materi yang menjadi kewajiban para tahanan itu, sebagaimana yang ada pada penegasan yang muncul di akhir-akhir bulan Ramadlan tahun 1410 H, dan mereka menegaskan secara terang-terangan dalam penjelasan resmi itu dengan tanpa ada rasa malu, dengan ucapannya: Perlu diketahui bahwa di penjara-penjara itu tidak ada seorangpun tahu! “lihat dusta yang nyata” mereka mengatakan ini di waktu di mana sel-sel tahanan meluap dengan ikhwan-ikhwan kita al muwahhidiin dengan sebab kasus-kasus yang padahal dalam dienullah para ikhwan itu mendapatkan pahala, seperti menghancurkan atau membakar kios video yang menyebarkan kerusakan di belahan negeri ini dan di kalangan masyarakat atau karena sebab mereka mengoleksi kitab-kitab yang menyebutkan kedhaliman dan kekafiran pemerintah Saudi, pengingkaran terhadap ulamanya, dan para bonekanya, seperti kitab ini dan yang lainnya, atau karena sebab mereka mengingkari orang nasrani atau orang Inggris yang menyebarkan kerusakan di negeri ini dan di tengah masyarakat, atau karena hal lainnya yang sudah bukan menjadi hal yang aneh atau asing bagi setiap orang.

[12] Sebagian orang yang pernah dipenjara dalam tragedy Al Haram memberitahukan kepada saya, dan dia itu sudah tua renta yang telah melebihi usia 60 tahun, bahwa mereka itu memukulinya dengan pukulan-pukulan yang hampir menghilangkan akalnya, karena sebab ia menghapus gambar yang ada di kemasan tissue yang ada di dalam penjara, maka tatkala ia ditanya tentang hal itu, maka ia mengatakan: Gambar itu haram,” maka mereka (aparat) memukulinya, terus memukulinya, dan terus memukulinya supaya ia mau mengatakan halal. Semoga laknat Allah atas orang-orang kafir itu.

[13] Sesungguhnya tipu daya pemerintah yang busuk ini terhadap para du’aat adalah tidak habis-habisnya dan kasus yang sampai beritanya kepada kami tentang hal itu adalah bahwa mereka itu berupaya untuk menculik Syaikh Muqbil Ibnu Hadi Al Wadi’iy di Yaman, karena sebab tulisan-tuiisannya dan penegasan-penegasannya yang mendiskriditkan Saudi. Mereka mengutus dua orang dari penduduk Yaman untuk menculiknya, mereka merayu keduanya dengan harta supaya mau membunuhnya. Maka tatkala keduanya masuk menemuinya dan keduanya mengetahui keadaannya, maka hati keduanya menjadi kasihan karena kesederhanaanya, dan akhirnya keduanya mengaku bahwa Saudi telah mengutusnya untuk membunuhnya karena sebab celaannya dan tulisan-tulisannya yang menyerang Saudi. Maka Allah menyelamatkan Syaikh dan mengembalikan tipu daya para pengkhianat ini ke leher mereka. Kita memohon kepada Allah subhaanahu wa ta’aala agar mempercepat kehancuran negara yang busuk ini dan menyelamatkan kaum muslimin dari kedhaliman dan kegelapannya.

[14] Sesungguhnya di antara hal yang sangat disayangkan adalah bahwa banyak orang dari kalangan pengikut dan para muqallid terhadap para masyayikh itu masih saja marah bila kami mensifati masyayikh mereka itu dengan sesat lagi menyesatkan, meskipun apa yang telah lalu realitanya. Terus dengan sifat apa mereka menginginkan kami menyebut mereka itu, sedangkan yang tadi itu adalah sifat paling ringan yang kami dapatkan buat mereka. Karena kalau bukan dengan itu, tentu apa pendapat kalian wahai orang yang berakal tentang orang yang membai’at orang kafir?? Bukankah bai’at itu tergolong keistimewaan bentuk tawalliy yang paling khusus…?? Dan apa pendapat kalian tentang orang yang membela-bela orang kafir, membantunya, menamakannya sebagai imamul muslimiin dan menamakan orang yang membangkang terhadapnya sebagai orang Khawarij, apakah ini benar….saya tidak mengira seorangpun yang mengetahui tauhidnya dan memahami seluruh apa yang telah kami ketengahkan terus dia memandangnya yang dilakukan deh pemerintah itu sebagai kebenaran, jadi apa setelah kebenaran itu kecuali kesesatan dan penyesalan, dan ini gambaran sabda Nabi kirta shallallaahu ‘alaihi wa sallam “Mereka memfatwakan tanpa dasar ilmu, maka mereka sesat lagi menyesatkan.”

Dan yang lebih mengherankan lagi dari itu semua adalah orang yang marah bila kami mensifati para masyayikhnya itu bahwa mereka itu buta dan jahil akan realita yang terjadi di sekelilingnya. Seandainys orang yang membela-bela para masyikh dengan batil itu mengetahui bahwa dia dengan menafikan sifat jahil ini dari para masyayikhnya, berarti ia menjerumuskan para masyayikh itu dalam hal yang lebih buruk dari sekedar kejahilan dan buta, tentutah ia tidak akan ragu-ragu dan bimbang untuk mengakui kejahilan mereka, karena ia berada di depan salah satu dan dua pilihan, yaitu bisa jadi para masyayikh itu menurut dia adalah mengetahui benar kekafiran pemerintahnya itu, kemusyrikan, dan kebatilannya yang telah lalu penjelasannya tentu mereka membai’atnya di atas hal itu serta loyal kepadanya atas dasar ilmu dan sikap bersikeras, maka ini adalah kekafiran yang nyata. Atau bisa jadi menurut dia bahwa para masyayikh adalah barang mainan di tangan pemerintah, mereka buta, lagi tidak mengetahui apa yang terjadi di sekitar mereka …oh sungguh kasihan sekali, bila para muqallid itu menafikan sifat jahil dan menganggap hal itu tidak mungkin dari para masyayikhnya, serta mereka itu menolak sifat jahil ini karena gengsi dan congkak, maka apa yang tersisa bagi mereka kecuali pilihan pertama, maka ya silahkan saja mereka memilihnya dengan rasa bahagia lagi suka cita. Dan bila mereka menerima dan berlindung di balik salah satu dari dua pilihan yang paling ringan, serta mereka menerima akan kejahilan dan kesesatan para syaikhnya, maka mereka telah membenarkan dan menguatkan apa yang telah kami serukan kepada para ikhwan tadi, yaitu harus hati-hati dari fatwa para masyayikh itu serta manjauhinya, terutama dalam permasalahan-permasalahan ini yang di mana mereka sesat lagi menyesatkan di dalamnya. Ingatlah hal ini, tidak usah hiraukan teriakan orang-orang yang menyelisihi.

[15]Dart qashidah Ad Durr Al Mandhuum Fti Nushratin Nabiyy Al Ma’shuum shallallaahu ‘alaihi wa sallam karya Al Hasani Al Jazaa’iriy

[16] Ya Allah kabulkan permohonan ini, Amiin….Amiin..Amiin. (pent)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar